Terima Sertifikat ACES, Bukti Mason Elephant Park Layak Huni Bagi Gajah

  • 20 November 2019
  • 23:12 WITA
  • News

Penyerahan Sertifikat Asian Captive Elephant Standards (ACES) kepada Mason Adventure Bali yang membawahi Mason Elephant Park di Desa Taro, Gianyar, Rabu (20/11). (Foto: Balitopnews.com)

Balitopnews.com, Gianyar

Mason Adventure Bali (MAB) mengelola penangkaran bagi 32 ekor Gajah Sumatera mendapatkan sertifikasi tertinggi dari Asian Captive Elephant Standards (ACES). MAB berhasil meraih 90 persen dari kriteria yang ditetapkan oleh lembaga yang bermarkas di Thailand itu.

Audit oleh ACES dilakukan untuk beberapa hal diantaranya, bagaimana cara menangani para gajah, hingga tempat yang layak untuk hewan mamalia terbesar di lahan seluas 3,5 hektar itu.

Sertifikasi ACES ini sekaligus membantah isu yang berkembang di luar bahwa Taman Gajah Taro itu melakukan penyiksaan hewan. Pemilik MAB Made Kariani bersama sang suami Nigel Mason mengatakan, penangkaran gajah yang dikelolanya sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh ACES.

“Itu tidak benar dan sertifikasi ini membuktikan sebaliknya. Sejak dua tahun terakhir kami mengikuti arahan dan melengkapi kriteria yang jumlahnya ratusan. Setiap beberapa bulan auditor memantau perkembangannya,” jelas Made Kariani yang akrab disapa Yanie Mason ini, Rabu, (20/11).

Sertifikasi itu juga mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Bali. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengatakan, image terkait Bali melakukan eksploitasi binatang untuk kepentingan pariwisata tidaklah benar. Fakta yang ada saat ini, gajah-gajah di area penangkaran itu diperlakukan dengan baik dan terpenuhi kebutuhannya.

“Mereka bisa sampai berkembang biak disini, artinya gajah-gajah itu juga merasa nyaman. Bahkan ada satu anak gajah yang baru lahir,” jelas Putu Astawa.

Mason Elephant Park dibangun untuk memberikan rumah baru bagi gajah Sumatera yang dibawa ke Bali. Mereka dapat hidup dengan tenang tanpa ketakutan akan ancaman kematian di habitatnya yang telah rusak.

Sementara, Kepala Perwakilan wilayah Bank Indoneia Provinsi Bali, Trisno Nugroho juga hadir dalam acara itu. Ia membagi pengalamannya ketika berada di Thailand dan melihat penangkapan gajah.

“Kondisinya jauh berbeda, Bali lebih bagus. Disana (Thailand) terlihat sangat kumuh, tapi disini, kita punya tempat yang representatif bagi kawanan gajah-gajah ini. Kondisi mereka juga sangat terjaga, ini perlu diviralkan,” kata Trisno Nugroho.

Dari sisi ekonomi, keberadaan Taman Gajah Taro itu juga membantu perekonomian masyarakat. Trisno Nugroho menyebutkan, pariwisata yang dikembangkan ini melibatkan peran masyarakat.

“Bisa dibayangkan berapa kebutuhan pakan sehari untuk gajah-gajah itu, dan pasokan pakan itu disediakan oleh masyarakat, mereka juga ikut mendapatkan ekonomi dari sini,” jelasnya. (Balitopnews.com/RS/way)


TAGS :

Komentar