Terapkan Prokes Ketat, Tradisi Ngerebong Desa Adat Kesiman Dihadiri Gubernur Bali

Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menghadiri upacara Ngerebong di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman Kota Denpasar, bertepatan dengan Redite Pon Wuku Medangsia, Minggu (28 November 2021

DENPASAR, Balitopnews.com - Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menghadiri upacara Ngerebong di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman Kota Denpasar, bertepatan dengan Redite Pon Wuku Medangsia, Minggu (28 November 2021) dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

 
Bendesa Adat Kesiman, I Ketut Wisna mengatakan, Pengerebongan berasal dari kata Ngerebu yang berarti suatu pesta oleh raja kepada rakyatnya dengan tatanan yang ada di Desa Kesiman dengan Tata Dewa nya melaksanakan Tata Keraton. Artinya Sang Pencipta dipersonifikasikan seperti tatanan keraton, ada raja, patih, dan seterusnya.

“Ini membaur dalam satu rangkaian kegiatan dan ada Napak Pertiwi penyatuan dari unsur pertiwi dan akasa dengan Ngereh Lemah, dengan Ngiterin Bhuana di wantilan Pura Agung Petilan sebagai porosnya,” jelasnya.

Ketut Wisna juga mengatakan ritual yang berlangsung sehari ini diikuti oleh 31 banjar di wilayah Desa Adat Kesiman serta pelawatan Ida Bhatara dari beberapa Pura di luar wilayah Kesiman yang memiliki keterkaitan dengan Kesiman antara lain Sanur, Bukit Jimbaran, Pamogan, Bekul, dan Tohpati.

“Dari luar Desa Adat Kesiman ada dari Pemogan, Sawangan, Sanur, Bekul, dan beberapa desa lagi. Untuk waktu persembahyangannya menyesuaikan,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, ritual Pengerebongan ini adalah warisan budaya tak benda yang telah diakui dan terdaftar oleh negara, melalui keputusan Mendikbud tanggal 10 Oktober 2018.
 
Menurut Wisna, prosesi Ngrebong dimulai dengan mengitari Wantilan Pura Agung Petilan sebanyak 3 kali. Saat mengitari Wantilan inilah kerauhan massal terjadi, hingga beberapa pemedek yang mengalami kerauhan akan menusukan sebilah keris ke bagian tubuhnya yang dikenal dengan istilah "Ngurek".

Pada kesempatan ini, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa berharap pelaksanaan Tradisi Ngerebong ini dapat menyeimbangkan alam semesta beserta isinya. Hal ini juga diharapkan dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, serta memberikan energi Dharma yang dapat memancarkan hal positif bagi jagat Bali serta menetralisir hal- hal negatif, demi terciptanya keseimbangan jagat beserta isinya.(gix)


TAGS :

Komentar