Ringankan Beban Umat, PSN Korda Denpasar Gelar Upacar Sapuh Leger Massal Gratis

  • 22 September 2018
  • 16:06 WITA
  • News
Prosesi Nyolahang (menarikan) Ratu Ayu saat upacara Sapuh Leger di Pura Maospahit Gerenceng, Denpasar (Foto: Balitopnews.com)
 
Balitopnews.com, Denpasar - Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korda Denpasar menggelar upacara Sapuh Leger massal secara gratis. Upacara ini diselenggarakan pada Sabtu 22 September 2018, di Pura Maospahit, Jl. Sutomo, Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar.
 
Koordinator pelaksana, Pinandita I Wayan Dodi Ariyanta menjelaskan upacara ini ditujukan kepada mereka yang lahir pada Tumpek Wayang (baca: kalender Bali).
 
Dan juga bagi mereka yang lahir di hari lain yang menurut astrologi Hindu-Bali memiliki pengaruh hal-hal yang buruk, seperti kelahiran Apit Telaga, Kembar Buncing, dan lainnya. 
 
"Upacara Sapuh Leger, Sapuh artinya membuang, Leger artinya kekotoran, jadi upacara ini tujuannya adalah untuk membuang kekotoran, terutama orang-orang yang lahir di Tumpek Wayang dan Sarwa Mala (hari buruk menurut Hindu, red)," terangnya.
 
"Mereka, secara astrologi dianggap memiliki hal-hal buruk di dalam kelahirannya yang perlu dibersihkan dengan ritual ini," imbuhnya.
 
Menurut Jro Dodi, panggilan Pinandita I Wayan Dodi Ariyanta, PSN Denpasar membuat program ini agar dapat membantu meringankan beban masyarakat Bali dalam khususnya dalam hal upakara.
 
"Acara ini dilaksanakan oleh PSN Korda Denpasar secara gratis, bagi peserta hanya berpunia seiklasnya, tujuannya untuk meringankan beban umat," ungkap Jro Dodi.
 
Upacara ini juga turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Bagus Mataram. Menurutnya, kegiatan upacara Sapuh Leger ini rencananya akan dilaksanakan secara rutin setiap tujuh bulan sekali.
 
"Upacara Sapuh Leger ini sendiri merupakan yang pertama dari pada Pinanditha Sanggraha Denpasar, dari pemerintah kota Denpasar mungkin kegiatan seperti ini akan dilaksanakan secara rutin setiap tujuh bulan, secara bergantian kalo sekarang di Denpasar Utara kedepan akan di kecamatan lainnya," ungkapnya.
 
Bagus Mataram mengungkapkan Pemerintah Kota Denpasar mengharapkan kegiatan semacam ini dilaksanakan oleh organisasi-organisasi keagamaan agar pemerintah bisa memfasilitasinya.
 
Menurutnya, kegiatan yang berkaitan dengan ritus keagamaan dan kebudayaan, sudah dilindungi oleh UU. No. 5 Tahun 2017 tentang Kebudyaan.
 
"Kita harapkan PSN bisa terus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti ini sebagai wujid realisasi UU Kebudayaan," ucapnya.
 
Sementara itu, ketua panitia Upacara Sapuh Leger menjelaskan peserta yang mengikuti upacara Sapuh Leger ini sebanyak 93 orang, dan untuk Sarwe Mala ada lebih dari 350 orang. Jumlah tersebut melampaui yang ditargetkan sebelumnya sebanyak 300 peserta.
 
"Target kita sebenarnya hanya 300 saja, namun ternyata antusiasme masyarakat lebih dari itu dan tentu kita tidak bisa menolak jadi kita terima," ungkapnya.
 
Tidak hanya masyarakat Kota Denpasar, namun peserta juga berasal dari seluruh daerah di Bali, bahkan ada yang berasal dari luar Bali. "Bahkan ada juga yang berasal dari luar Bali, yaitu dari kalimantan," ucapnya.
 
Prosesi upacara ini disi dengan tarian topeng Sidekarya, setelah itu ada kolaborasi Wayang dengan Solahan (tarian) Ratu Ayu, berikutnya baru ke puncak acara yaitu pengelukatan Sapuh Leger.
 
Upacara Sapuh Leger ini dipuput oleh Ide Pedanda Putra Telabah, dari Griya Telabah di Padang Sambian. Sedangkan Wayangnya dipuput oleh dalang Ida Bagus Merta Tenaya, dari Griya Tegal Beji Denpasar. (Adhi)
 

TAGS :

Komentar