Resmikan Underpass Ngurah Rai, Ini yang Disampaikan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan

  • 22 September 2018
  • 17:58 WITA
  • News

Menteri Koordinator Kemaritiman didampingi oleh Gubernur Bali I Wayan Koster, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, dan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto saat menekan tombol sirene peresmian Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai (Foto: Balitopnews.com)

Balitopnews.com, Badung - Underpass Ngurah Rai Simpang Tugu Ngurah Rai hari ini diresmikan oleh Menteri Koordinator Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, yang sekaligus underpass ini dibuka untuk umum mulai dari setelah upacara persemian selesa, Sabtu 22 September 2018.

Menko Luhut mengatakan pembangnan underpass ini selain merupakan salah satu bentuk upaya untuk menanta Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia yang dibangun dalam rangka menyukseskan acara Annual Meeting IMF-World Bank yang diselengarakan di Bali, Oktober 2018 . Hal tersebut sesuai dengan instruksi dari presiden Joko Widodo  yang meminta agar Bali ditata dengan baik.

“Bali ini merupakan salah satu tourist destination (tujuan tourist, red) kita, untuk itu bapak presiden meminta agar Bali ini betul-betul ditata,” ucapnya.

Luhut juga mengatakan bahwa perlu ada studi yang dilakukan secara komprehensif. Kunjungan wisatawan yang terus meningkat setiap tahunnya membuat fasilitas yang ada khususnya bandara dan jalan tidak lagi memadai. Untuk itu perlu direncanakan dengan matang seperti apa pembangunan yang harus dilakukan agar Bali siap menghadapinya.

Untuk itu, ia mengatakan saat ini Tim MTS (Meeting Tim Secretary) IMF besama Universitas Udayana sedang melakukan kajian untuk hal tersebut, termasuk diantaranya terkait perluasan Bandara ngurah Rai, Pembangnan jalan tol Denpasar-SIngaraja, pembangunan Bandara Buleleng, dan yang lainnya.

“Run Way Ngurah Rai ini akan kita perlebar 37 Ha, akibat jumlah penumpang yang akan datang ke Bali bisa mencapai 37.5 juta orang dalam empat tahun ke depan, kondisi jalan yang ada hari ini tidak akan mampu menghadapi kondisi traffic tersebut. Oleh karena itu perlu ada studi yang, apakah nantinya perlu dibangun Elevated Tol (jalan laying, red) keluar dari bandara untuk mengatasi kemacetan. Kita telah melakukan studi, yang dilakukan oleh tim MTI-World Bank bersama Universitas Udayana,” paparnya.

“Selain itu kajian untuk pembangunan bandara di Singaraja itu juga kapan harus dibuat kerena itu harus sinergi dengan pembuatan Tol dari sini ke utara (Buleleng, red) dengan demikian nanti konektifitas di Bali akan menjadi bagus,” imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengharapkan pemerintah pusat memberikan dukungan penuh terhadap sejumlah rencana pembangunan Bali. Oleh karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih terbatas baru mencukupi biaya operasional, pendidikan dan kesehatan, sedangkan untuk menjaga keberlanjutan pariwisata Bali membutuhkan pengembangan sejumlah infrastruktur.

“Underpass ini merupakan buah tangan pemerintah pusat untuk Provinsi Bali, namun untuk menjaga keberlanjutan pariwisata Bali dibutuhkan pengembangan sejumlah infrastruktur, untuk itu kami pemerintah Provinsi Bali meminta dukungan kepada bapak Menko dalam pemerintahan kami untuk membangun infrastruktur kebutuhan pariwisata Bali, kami berharap bisa disupport dari APBN,” ungkapnya.

Lebih jauh, Gubernur Koster yang didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyampaikan bahwasannya keberadaan UMKM di Bali merupakan salah satu roda penggerak ekonomi masyarakat disamping sektor pariwisata.

Untuk itu, Gubernur minta agar UMKM turut dilibatkan dalam pelaksanaan IMF-WB, sehingga dampak IMF-WB secara ekonomi akan dapat dirasakan betul oleh masyarakat Bali khususnya bagi para pelaku UMKM.

Ajang itu juga diharapkan membangkitkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjadi modal utama. Kesempatan itu diharapkan mampu mencetak pengusaha pemula mejadi profesional.

“Berikan ruang pada UMKM untuk terlibat didalamnya , sehingga masyarakat merasakan dampaknya secara ekonomi. Bila perlu sewaktu waktu kuliner makanan Bali juga diperkenalkan. Persiapkan semua kegiatan dengan baik, pada prinsipkan Pemprov Bali mendukung penuh dan siap mensukseskan event ini,“ tutupnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan pembangunan Underpass tersebut dapat lebih cepat dari jadwal yang ditargetkan.

“Kami betul bersyukur penyelesaian bisa lebih cepat daripada perkiraan, bulan September sudah rampung padahal perencanaan bulan Oktober, hanya menghabiskan waktu selama 1,5 bulan yang memiliki panjang 912 meter,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pariwisata Bali menopang 40% pariwisata nasional, oleh karena itu pemerintah pusat terus memberikan perhatian terhadap pembangunan infrastruktur dan pendukungnya.

Untuk itu pula, pihaknya mendorong kajian pembangunan lainnya yang kini sedang diteliti oleh World Bank bersama Univeritas Udayana agar dipercepat. Menurutnya dalam jangka panjang hasil penelitian tersebut mampu memberikan solusi yang komprehensif.

Selain Underpass, juga dilakukan pengembangan Pelabuhan Benoa, perluasan Apron Bandara Ngurah Rai dan perampungan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Fasilitas itu dibangun untuk menyambut pesta dunia perhelatan IMF-World Bank bulan Oktober mendatang yang akan melibatkan sekitar 19.000 ribu delegasi dan peserta.

Menurutnya, kegiatan tersebut mampu menumbuhkan perekonomian Bali mencapai 6,54 persen dengan penerimaan Rp1,4 Triliyun. (Adhi/*)


TAGS :

Komentar